Tercatat ada setidaknya 10 emiten yang mencatatkan dividen jumbo berdasarkan laba bersih tahun buku 2022, mayoritas dari emiten batubara yang tahun lalu menjadi masa kejayaan-nya sejalan dengan kenaikan harga komoditas mencapai di atas US$ 400/ton.
Faktor perusahaan bisa menggelontorkan dividen besar karena berbagai alasan seperti kas yang tebal, laba bersih yang memang tumbuh signifikan, dan lainnya. Berikut emiten-emiten yang bagi dividen jumbo :
1. PT Organon Pharma Indonesia Tbk (SCPI)
Emiten farmasi, PT Organon Pharma Indonesia Tbk (SCPI) mencatatkan dividen jumbo mencapai Rp50.000/lembar. Nilai ini apabila dibandingkan dengan harga sahamnya mencapai lebih dari 150%, hal ini mencerminkan yield yang didapat investor-nya sangat tinggi.
Namun, emiten ini hanya memiliki free float kecil kurang dari 1%, sehingga investor publik yang menikmati dividen tersebut terbilang kecil. Bahkan saat ini, SCPI masuk dalam kategori pemantauan khusus bursa efek Indonesia (BEI), dengan catatan bukan karena kinerja buruk tetapi dalam masa proses go private.
2. PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP)
Selanjutnya ada emiten properti yaitu PT Pudjiadi Prestige Tbk (PUDP) yang membagikan dividen per lembar sebesar Rp200 dan capaian yield hingga 56,82%, ini merupakan aksi pembagian dividen lagi setelah absen selama 2 tahun atau sejak 2020 lalu.
PUDP memutuskan bagi dividen lagi karena berhasil membalikan kerugian di 2021 sebesar Rp17,73 miliar menjadi laba sebesar Rp279 miliar pada 2022
3. PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR)
Posisi ketiga ditempati emiten batubara yakni PT Baramulti Suksessarana Tbk (BSSR) yang membagikan dividen dari laba bersih tahun buku 2022 hingga tiga kali. Tercatat dua kali dibagikan pada tahun yang sama sebagai dividen interim, sedangkan dividen final diberikan pada tahun ini.
Pertama, dividen interim yang dibagikan pada September 2022 sebesar Rp567,13 per lembar, dengan dividen yield mencapai 10,65%. Kedua, pada Desember tahun lalu dibagikan lagi dividen interim sebesar Rp580,59 per lembar, dengan dividen yield mencapai 11,65%.
Terakhir, pada tahun ini BSSR membagikan dividen final sebesar Rp341,40 per lembar dengan yield mencapai 9,72%, berdasarkan perhitungan harga penutupan ketika masa cum date.
Jika diakumulasi total dividen yang dibagi sebanyak Rp1489 per lembar, Nilai ini melampaui laba bersih BSSR tahun lalu atau setara DPR sebesar 109%. Artinya, seluruh laba bersih perusahaan digunakan untuk dividen dengan memangkas sebagian kas. Sementara, untuk yield akumulasi full year 2022 sebesar 34,31%.
4. PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL)
Kemudian ada emiten konstruksi, PT Total Bangun Persada Tbk (TOTL) yang turut membagikan dividen yield jumbo secara akumulasi dari laba bersih tahun buku 2022 sebesar 33,11%.
Dividen yang dibagikan per lembar saham sebesar Rp100 atau setara DPR 371,95%, nilai ini menunjukkan laba bersih tahun lalu digunakan seluruhnya untuk dibagi ke investor sebagai dividen dan mengurangi porsi kas perusahaan.
5. PT Bukit Asam Tbk (PTBA)
Posisi ke-lima ditempati PT Bukit Asam Tbk (PTBA), salah satu emiten batubara yang memberikan seluruh laba bersih tahun 2022 sebagai dividen sebesar Rp12,56 triliun atau setara dividen per lembar sebanyak Rp1090.
Periode cum date tercatat pada 23 Juni 2023 mendatang, artinya pelaku pasar yang ingin menikmati dividen masih bisa membeli sahamnya hari ini, Selasa (20/6/2023). Akan tetapi, perlu diantisipasi risiko pergerakan harga saham yang volatile di masa pembagian dividen. Berdasarkan perhitungan harga hari ini di Rp3860 per lembar, masih bisa mengimplikasi potensi dividen yield mencapai 28,23%
6. PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG)
Emiten batubara lagi yang menduduki posisi ke-enam yakni PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dengan dividen yang dibagikan dari laba bersih tahun buku 2022 sebesar Rp10.540 per lembar.
Nilai dividen tersebut dibagikan dua kali, pertama pada November tahun lalu tercatat dividen interim sebesar Rp4130 per lembar dan Rp6420 per lembar pada April tahun ini. Akumulasi yield yang didapatkan investor sebesar 27,02% dengan payout ratio sebesar 66,48%.
7. PT United Tractors Tbk (UNTR)
Selanjutnya ada PT United Tractors Tbk (UNTR), emiten anak usaha PT Astra International Tbk (ASII) di bidang alat berat pertambangan dan batubara yang membagikan dividen sebesar Rp7000 per lembar saham, dengan akumulasi yield mencapai 26,86%.
Nilai dividen tersebut dibagikan dua kali sebagai interim pada Oktober tahun lalu sebesar Rp818 per lembar dan final pada Mei tahun ini sebesar Rp6180 per lembar. Total dividen yang dibagikan melampaui laba bersih tahun buku 2022 atau setara DPR sebesar 123%.
8. PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP)
Posisi ke-delapan ada PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP), perusahaan tambang batubara yang turut membagikan dividen jumbo dari laba bersih tahun buku 2022 sebanyak dua kali.
Dividen interim dibagikan pertama pada September tahun lalu sebesar Rp1030 per lembar, dengan yield mencapai 9,90% berdasarkan harga penutupan per lembar saham ketika cum date di Rp10.400.
Selanjutnya, dividen final dibagikan tahun ini sebesar Rp963 per lembar dengan capaian dividen yield sebesar 16,96%. Apabila diakumulasi total dividen yang didapat investor sebesar Rp1993 atau setara 91,80% dari laba bersih 2022, serta yield akumulasi sebanyak 26,14%.
9. PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO)
Posisi selanjutnya diisi emiten batubara lagi, yakni PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) yang membagikan dividen yield mencapai 12,78% secara akumulasi dari hasil laba bersih tahun lalu.
ADRO diketahui membagikan dividen dua kali, yang pertama pada Januari lalu sebesar Rp251,28 per lembar dan Juni ini sebesar Rp240,78, sehingga secara akumulasi dividen per lembar yang dibagikan sebesar Rp492,06 atau setara DPR 41,25%.
10. PT Astra International Tbk (ASII)
Posisi terakhir ada emiten holding raksasa yakni PT Astra International Tbk (ASII) yang secara akumulasi dari laba bersih tahun lalu membagikan dividen sebanyak Rp640 per lembar saham dengan capaian yield mencapai 11,23%.
Dividen tersebut dibagikan dua kali, yang pertama pada Oktober tahun lalu sebagai dividen interim sebesar Rp88 per lembar. Kemudian pada Mei tahun ini sebesar Rp552 per lembar.
Sumber:
research@cnbcidonesia.com