Jakarta, CNBC Indonesia- Investasi saham kini sedang naik daun, dan menarik perhatian generasi milenial untuk ikut dengan salah satu instrumen pasar modal tersebut. Namun investasi di pasar saham pun harus memiliki bekal tersendiri sehingga bisa mendapatkan keuntungan maksimal.
Analis PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Christine Natasya mengatakan modal awal untuk menjadi investor atau trader bergantung pada masing-masing individu. Namun ada beberapa hal yang secara prinsip harus dipenuhi baik bagi calon investor atau trader. Pertama, modal harus memenuhi harga emiten dengan fundamental yang baik, dan dikenal publik.
"Apalagi bagi yang baru ingin memulai investasi saham. Misalnya saham BBRI di posisi Rp 4.500 untuk membeli satu lot maka dibutuhkan Rp 450 ribu, jadi mungkin mau beli berapa banyak disiapkan uangnya," kata dia dalam Investime CNBC Indonesia, Rabu (27/01/2021).
Dengan modal yang terlalu kecil terkadang membuat investor membeli saham yang tidak dikenal publik dan fundamentalnya dipertanyakan. Bagi investor pemula menurutnya sangat berbahaya. Untuk itu, bagi investor pemula, dan trader pemula disarankan membeli saham yang dikenal publik.
"Jika dengan modal yang kecil terkadang hanya bisa beli 1 lot saham bluechip, jadi dia mending beli saham B yang nominalnya lebih kecil tapi ternyata lebih berbahaya. Risikonya lebih besar. Jangan sampai mau beli lot lebih banyak kemudian shift ke saham nominalnya kecil dengan saham small cap, yg biasanya swingnya lebih kencang," jelasnya.
Pemilihan emiten menurutnya harus disesuaikan dengan profil risiko dari masing-masing individu baik yang akan melakukan trading maupun investasi.
Kedua, dananya mencukupi untuk melakukan diversifikasi. Dengan begitu misalnya seorang investor memiliki dana Rp 10 juta, menurutnya jangan hanya membeli satu emiten blue chip melainkan harus diversifikasi. Bagi investor pemula sebaiknya punya lebih dari satu saham sekitar 2-4 saham.
"Tapi saya tidak sarankan kita punya palugada, jadi jangan semua yang naik dibeli. Mungkin minimal investor 2-4 saham, jangan punya 10 saham, ujung-ujungnya tidak bakal cuan juga. kalau lebih fokus akan menguntungkan," ujarnya.
Ketiga, harus punya dana supaya bisa average down ketika market turun. Dia memberikan contoh jika ada saham di harga 2.500 maka dapat membeli sebanyak dua lot terlebih dahulu, sambil memperhatikan jika harganya turun menjadi 2.300.
"Jadi kita jangan beli di harga 2.500 full power tapi kita cicil dulu di situ, kemudian dicicil lagi dengan begitu lebih aman dengan average lebih di tengah. Kalau dana ideal, mungkin Rp 10 juta tp kembali lagi ke masing-masing investor," ujar Christine.